Tobatnya seorang pemabuk sehingga menjadi seorang sufi besar - Malik Bin Dinar seorang sufi besar yang sangat terkena namanya sampai sekarang. Tapi siapa sangka, dulunya adalah seorang yang gemar melakukan berbagai tindak kejahatan.
Pada suatu hari ada orang bertanya kepadanya bagaimana ia adpat mengubah kelakuannya yan buruk itu. Pada mulanya ia enggan memberitahukan kisah masa lalunya, tetapi setelah beberaa kali didesak, ia akhirnya mau menceritakan semua kisah masa lalunya yang kelam sehingga menjadi sekarang ini, Berikut ceritanya:
Kisah Malik Bin Dinar Seorang Ahli Sufi terkenal
Saya asalnya adalah seorang askar (prajurit, pasukan tentara, laskar ). Kesukaan saya tidak lain ialah meminum minuman keras yan memabukkan. Saya telah membeli seorang budak, wanita yang cantik. Saya sangat suka kepada wanita itu dan ia akhirnya melahirkan seorang anak perempuan hasil hubungan kami. Saya sangat sayang kepada anak saya itu. Demikian juga sebaliknya, anak itu sangat sayang kepada saya sebagai ayahnya. Semakin banyak perkembangan pada diri anak saya semakin besar pula rasa sayang saya kepadanya Anak itulah yang menjadi sumber kebahagiaan kami sekeluarga, kami selalu bermain bersama-sama
Tetapi ia mempunyai perilaku yang terbilang cukup aneh yaitu suka merampas gelas yang berisi minuman keras di tangan saya, lalu kemudian menuangkan minuman keras itu ke baju jubah saya. Saya sangat benci terhadap perilakunya itu, tetapi oleh karena amat sayang kepadanya saya tidak sampai hati untuk memarahinya.
Tatkala umurnya dua tahun, malangnya puteri saya itu telah kembali ke rahmatullah taala. Betapa hancurnya hati saya karena kehilangan mutiara yang tidak ada gantinya itu. Sungguh semenjak itu hidup saya menjdi muram disebabkan kematian puteri yang teramat saya sayangi itu.
Pada suatu malam setelah saya mabuk saya langsung tidur dengan pulasnya. Dimalam itu saya telah bermimpi akan hari akhirat. Saya lihat di dalam mimpi saya itu manusia berduyun-duyun keluar dari kubur masing-masing lalu berhimpun di padang mahsyar. Apabila saya pergi menghampiri mereka itu saya terdengar bunyi seperti desiran dibelakang saya. Dan apabila saya menoleh kebelakang, saya melihat seekor naga besar dengan mulutnya yang membuka sangat lebar, Naga itu menuju ke arah saya dengan maksud hendak menelan saya.
Saya merasa amat takut sekali, lalu saya berlalu sekuat hati saya, nmun naga itu terus mengejar saya.Tatkala saya berlari itu saya nampak seorang lelaki tua di hadapan saya. Saya menegur lelaki tua itu lalu meminta pertolongannya. Tetapi ia menjawab bahwa ia tidak berupaya menolong saya lantaran lelaki tua tersebut tidak punya daya upaya untuk menolongnya karena kondisinya yang lemah. Dia suruh saya terus lari saja, barangkali nanti ada orang yang akan dapat menolong. Maka saya pun terus berlari hingga bertemu dengan sebuah bukit kecil. Alangkah terkejutnya saya bila saya menjenguk kebawah, saya lihat api neraka yang sangat besarnya.
Tetapi tatkala saya hendak terjun ke dalam neraka itu saya tiba-tiba mendengar suara dari arah belakang. “wahai Malik, engkau sebenarnya bukanlah menjadi bahan api neraka! Maka saya pun menoleh ke belakang dan nampak orang tua yang pernah saya temui itu. Saya merayu kepadanya supaya menolong saya dari bahaya naga itu namun ia masih juga memberikan alasan yang sama bahwa ia tidak berupaya untuk menolon saya lantaran ia telah tua lagi lemah. Bagaimanapun dia telah menunjukan ke arah bukit yang lain lalu menyuruh saya pergi ke bukit itu karena disana terdapat kaum muslimin yang senantiasa berada dalam perlindungan Allah a.w.t.
Maka tanpa berlengah-lengah sedikitpun jua saya lantas berlari ke bukit itu sementara naga itu masih juga mengejar saya dari belakang. Apabila sampa dipuncak bukit itu saya melihat ada sebuah bangunan yang berbentuk tirus kubah dengan mempunyai bebeapa buah tingkap yang terbuka. Pada tingkap-tingkap itu kelihatan langsir yang teramat indahnya. Semua tigkap-tingkap itu mempunyai pintu-pintu yang berbalutkan mutiara yang indah dan zamrud yang berkilau-kilauan. Apabla saya coba memanjat pintu itu saya terdengar malaikat berseru mangatakan: “bukalah tingkap dan selaklah kain langsir itu. Keluarlah kamu sekalian, barangkali ada diantara kalian yang dapat menolong orang jahat!
Medengar tangisanku itu maka ramailah kanak-kanak keluar dari pintu itu dengan wajah muka yang berseri-seri. Mereka memandang kepadaku dengan penuh belas kasihan karena mereka nampak aku sedang dikejar naga. Tiba-tiba aku pun ternampak anakku yang berusia dua tahun ada bersama-sama kumpulan kanak-kanak itu. Apabila dia melihatku, dia pun menangis, lalu berlari mendapatkan aku, Anakku itu lalu menunjukan tangannya ke arah naga itu dan betapa terkejutnya aku melihat naga itu secara tiba-tiba pergi dari situ. Binatang yang amat menakutkan aku itu kemudian hilang dari pandangan saya.
Saya pun meletakkan puteriku itu dalam pangkuanku dan dia ayik bermain dengan janggutku. Kemudian puteriku itu pun membaca surat Al Quran yang sekira-kira demikian maksudnya: “Masihkah belum tibanya bagi orang-orang yang jahil itu menyembah Allah dan sadar akan petunjuk Allah terhadap diri mereka.”
Tatkala saya mendengar ayat yang dibacakan oleh puteri saya tadi lalu saya pun menangis serta menyesali akan dosa-dosa saya yang lalu. Kemudian saya pun bertanyakan puteri saya itu:
“Fahamkah engkau hai anakku, akan segala isi kandungan Al Quran itu?”
“Sungguh, saya faham akan segalanya itu ayah, bahkan lebih darimu! Demikian jawab puteriku itu.
Kemudian saya terus bertanya lagi:
“Siapakah naga itu hai anakku?”
Maka ia pun mengatakan kepada saya bahwa naga itu adalah perbuatan jahat yang hampir menasukkan saya kedalam api neraka.
“Tetapi siapa pula orang tua itu anakku?” tanya saya pula.
“dia adalah perbuatan baikmu yang telah menjadi lemah karena perbuatan jahat yang telah engkau lakukan,” jawab puteriku itu seraya menyambung.
“Dia tidak dapat menolong ayah tetapi dia dapat menunjukan cara untuk melepaskan ayah dari kesusahan.”
Akhirnya saya bertanya lagi: ”apa yang kamu lakukan di bukit ini anakku?” lalu puteriku itupun menjawab.
“Ayahku yang dikasihi! Kami semua adalah anak-anak orang islam. Kami menunggu kamu sekalian sehingga Hari Akhirat. Kemudian kami meminta Allah untuk keselamatan ayah-ayah kami.”
Selepas itu saya pun terjaga dari tidur dengan kondisi masih gemeteran karena naga tersebut, lalu saya pun bertaubat maminta ampun dari Allah s.w.t. dan menghentikan semua perbuatan jahat saya itu.
Subhanallah, semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kisah tersebut, Aamiin
Posting Komentar