Tidak dikenal penduduk bumi tetapi disanjung oleh penduduk langit – Kisah ini menceritakan seorang pemudah pengembala unta yang tinggal bersama ibunya di suatu kampong yang jauh dari penduduk, pemuda ini tidaklah terkenal bahkan penduduk didesanya enggan mau mengunjunginya. Selain hidup sederhana pemuda inipun merawat ibunya seorang diri dan yang paling menarik dari pemuda ini adalah meskipun ia hanya bertemu satu kali dengan rasulullah tetapi Rasulullah sangat mencintainya bahkan beliau menghadiahi baju kepada pemuda itu. Siapa dia dan seperti apa kisahnya? Silahkan baca kisah berikut ini :
Kisah Teladan Awais Al Karni si pengembala unta yang merawat ibunya
Pada zaman dahulu hiduplah seorang hamba Allah yang hidup penuh taqwa serta zuhud terhadap kehidupan dunia. Namanya adalah Awais Al Karni, Ia hidup dengan memlihara unta-unta kepunyaan saudaranyanya, Ia tinggal di daerah yang bernama Karni.
Pada suatu hari, tatkala Awais berdiri seorang diri, ia menerima khabar perihal Rasulullah s.a.w. yang ketika itu sedang menghadapi perang Uhud. Awais mendapat khabar bahwa gigi rasulullah telah tanggal dalam pertempuran. Tetapi kabar yang diterimanya tersebut, tidak ia ketahui siapa yang memberitahukannya. Seperti kita ketahui bahwa pada zaman tersebut belum ada pengiriman pesan cepat seperti pos maupun telepon, padahal tempat dimana ia tinggal sangatlah jauh dari kediaman Rasulullah s.a.w.
Bagaimanapun setelah memperoleh khabar dari alam ghaib itu, Awais pun mencabut sebatang giginya untuk merasakan sendiri betapa sakitnya Rasulullah yang mengalami tanggal giginya. Subhanallah, sedemikian besarnya rasa cinta Awais terhadap Baginda Rasul.
Menurut ceritanya Awais hanya bertemu sekali saja dengan Rasulullah yaitu ketika beliau sedang berangkat keluar kota. Awais bukan saja menjaga unta-unta kepunyaan saudaranya melainkan juga menjaga ibunya seorang diri. Sebab itulah ia tidak dapat mengunjungi Rasul sekali lagi. Walau bagaimanapin Awais sempat meninggalkan pesan kepada Ummul Mukminin, yaitu istri Rasul bahwa ia akan datang untuk menemui Rasul.
Ketika Rasulullah pulang, istrinya tersebut menyampaikan pesan dari Awais. Baginda Rasulpun bertanya,“Adakah engkau lihat wajahya? Tanya Rasul. Maka dijawab Ummul Mukminin Siti Aisyah r.a. “Saya hanya lihat belakangnya sahaja.” Maka berkata Nabi s.a.w. “Engkau akan masuk syurga karena memandang itu. “
Singkat cerita. Tatkala Rasulullah sedang berada diatas katilnya di saat-saat akhir hayatnya yang penuh suci. Rasulullah meminta agar baju yang sedang dipakainya itu diberikan kepada Awais kepada sahabatnya. Saiyidina Umar dan Saiyidina Ali lantas bertanya kepada orang-orang yang berada disitu yang sekiranya merupakan penduduk Karni untuk bersedia mengantarkan ke tempat tinggal Awais di Karni. Lantas sesorang berdiri dan menyatakan kesanggupannya untuk mengantarkan kedua sahabat tersebut ke kediaman Awais.
Tidak lama setelah itu, mereka pun berangkat menuju ke Karni. Setelah sampai didaerah itu, mereka pun bertanya kepada orang-orang di desa itu di mana rumah orang yang yang disebutkan oleh Baginda Rasulullah. Tatkala mereka menanyakan tentang nama orang itu penduduk kampung merasa amat terkejut sekali memikirkan apakah sebabnya dua orang tokoh sahabat besar Rasul hendak menemui pengembala unta yang tidak dikenali serta tidak dipedulikan orang itu.
Akhirnya mereka sampai ditempat Awais berada, ketika itu mereka melihat ia sedang bershalat. Setelah Awais habis bershalat, ia pun berkata, “Sungguh inilah pertama kalinya ada orang yang melihat aku sembahyang. “ Kedua orang sahabat besar Rasul s.a.w. pun memperkenalkan diri masing-masing setelah memberi salam kepadanya. Mereka kemudian menyampaikan pesan Rasulullah s.a.w. menyuruh Awais mendoakan keampunan bagi para umat Nabi Muhammad s.a.w. Mendengar permintaan mereka itu, Awais dengan rendah hati menunaikannya.
Kemudian mereka pun bertanya kepadanya, “Kiranya Tuan sangat mencintai Muhammad s.a.w. kenapa Tuan tidak selalu berkunjung tatkala ia masih hidup?” Awais enggan menjawab melainkan Ia berbalik bertanya kepada mereka yang turut menyertai Baginda dalam perang Uhud. Dan kiranya mereka benar-benar turut bertempur bersama Rasulullah di perang Uhud apakah mereka tahu gigi Rasulullah s.a.w. yang mana yang tanggal dalam peperangan itu. Saiyidina Umar Al Khatab benar-benar tertarik dengan pemuda yang sangat sederhana lagi teramat waroknya itu lalu mereka meminta Awais sudi mendoakannnya.
Maka Awais Al Karni pun berkata. “Hai Umar! Aku bershalat dan mendoakan keampunan dan kesejahteraann untuk kalian kaum Muslimin pada setiap kali shalatku Kiranya engkau takwa kepada Allah dan mentaati ajaran RasulNya engkau akan terima berkah doaku di Akhirat nanti. “ Saiyidina Umar r.a. lalu berkata, “Aku sedia memberikan kedudukan khalifahku untuk bantal roti, kalu engkau mau. “ Lalu Awais pun menjawab, “Siapakah yang mau menerimanya? Tiada siapa yang mau menerimanya sekalipun engkau menyerahkannya.”
Dua orang tokoh besar sahabat Rasulullah s.a.w itu pun meninggalkan tempat itu dengan perasaan puas setelah menemui orang yang disebutkan oleh Baginda Rasul, Awasi orng yang tidak dikenal oelh pendiuduk dunia tetapi besar kedudukannya di sisi pendduduk langit.
Subhanallah.
Posting Komentar